Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

---- PART 2

Gambar
PART 2: SA(DAKO)ILOR MOON “Wah sepertinya kita kedatangan tamu nih!” ucap laki-laki berkacamata itu. “Helloooo, tamu?” sahut kak Moci sembari mengangkat telapak tangan kanannya. “Betul tidak Ci?” tanyanya. Seketika kedua mata kak Moci mengarah ke nama di papan yang menggantung di leher gue. “Oh, hahaha.. Adek-adek, hari ini kita kedatangan kerbau. Sebagaimana kerbau ya, membantu petani sehingga berdampak pada rasa senang pak petani. Betul tidak adek-adek?” “Betul!!!! Betul tidak kak Boy?” serempak siswa baru tersebut bersatu mendiskriminasi gue. Gaes! Padahal gue salah satu di antara kalian. Hiks. “Betul adek-adek!” sahut laki-laki berkacamata itu yang akhirnya gue ketahui namanya, Boy. “Si kerbau langung saja membajak sawah, betul tidak Ci?” kak Boy seakan meminta izin ke kak Moci. Kak Moci pun menjawabnya dengan anggukan. Oke. Sebelum gue digiring dua panitia ospek ke kelompok Terong, ya Terong karena anggotanya kebanyakan laki-laki. Kenapa mesti teron

---- PART 1

Gambar
PART 1: KERBAU Hai gue Bunga. Anak kedua dari tiga bersaudara. Yap, gue anak tengah yang dihimpit dua orang kesatria baja hitam. Hahaha.. Hari ini, hari pertama gue ospek di salah satu SMA negeri di kota metropolitan. Yap Jakarta! Banyak hal yang dikeluhakan orang terkait Jakarta. Panasnya, macetnya, tingkat kriminalitasnya. But, not for me . Bagi gue, Jakarta adalah kota yang nyaman. Berjemur menikmati teriknya matahari di teras, melihat ekspresi orang-orang dijalan yang padat, naik busway , dan lainnya. Disini, banyak juga tempat yang menyenangkan dan sering dijadikan tempat instagrammer untuk hunting foto maupun buat semacamnya. Tapi bagi gue, tempat yang sangat menyenangkan adalah bandara. Disana gue bisa melihat orang jalan, duduk, berdiri, menunggu, ditunggu, sedih, senang, pergi, dan datang. Well.. balik lagi ke ospek gue. hari ini dan dua hari kedepan, gue bakal gunain pita warna warni di kepala sejumlah usia gue. Ketentuan yang gak bisa di ganggu gugat. Huuh pe

Wanita Punya "Simpanan"

Gambar
**SORRY DORRY MEMO.. FULL VIDEONYA MASIH BELUM BISA DI UPLOAD :') Kata sebagian kaum hawa, "lelaki adalah makhluk yang pintar dalam bersilat lidah". ~Kalau bersilat lidah, memang abang rajanya~ Yap sampai-sampai ada lirik lagu sebagai dasar argumen para kaum hawa. But not only that, lelaki juga adalah makhluk yang pintar dalam menyimpan segala sesuatu, contohnya rasa. eeeaa.. Kalau ga pinter, ya mana mungkin ada lelaki yang masih doyan sama cewek yang fitrahnya berinteraksi dengan kode. Apa apa kode, apa apa kode. Everything, everytime,everytralala kode. Mana tahan. Kalo ga pinter terkait rasa, mungkin bakal ada kasus, "ditemukan wanita dipinggir jalan dengan kunci inggris di sampingnya or ditemukan wanita di depan istana presiden dengan motif bojo ingin membongkar kode." Sebenarnya gak hanya lelaki aja sih yang pintar dalam hal menyimpan sesuatu, tapi wanita juga. Tonton nih gaes! ini sedikit cuplikan dari video Wanita Punya "S

Pria dari Kegelapan

Gambar
Kesepian Sang Pria Kabut yang Lahir di Kegelapan Ia adalah pria penghuni kegelapan. Tak ada cahaya yang dapat membuatnya berlari, hanya meraba, meraba, dan meraba dengan langkah kecil tak berarti untuknya. Tak seorang pun yang tau berapa langkah dan berapa jauh ia melangkah. Mereka hanya tau, ia bergerak. Tak ada yang menetap padanya, hanya seperti lalu lalang angin di dalam ruang yang reyot. Denting-denting tekanan dari mulut lebar adalah makanan baginya. Cambukan atas kelahiran adalah pakaian baginya. Ketakutan adalah cahaya mega senja yang  membuatnya selalu bergerak lebih dalam pada kegelapan. Tak ada yang lain. Hingga dia datang. Dia datang di antara perbatasan gelap dan terang. Banyak yang meneriakinya agar mundur perlahan dari perbatasan itu dan banyak siulan angin pula yang mengajaknya ke sisi terang. Namun, kelopak matanya tetap terbuka dan bola matanya tetap menatap pada sisi gelap. Dia merasakan gelombang kelelahan dari langkah kecil seseorang di sana. E

Pecahkan Saja!

Tentang Seseorang Karya: Rako Prijanto Ku lari ke hutan, kemudian menyanyiku Ku lari ke pantai, kemudian teriakku Sepi-sepi dan sendiri Aku benci Aku ingin bingar, Aku mau di pasar Bosan Aku dengan penat, Dan enyah saja kau pekat Seperti berjelaga jika Ku sendiri Pecahkan saja gelasnya biar ramai,  biar mengaduh sampai gaduh, Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih, Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera Atau aku harus lari ke hutan lalu belok ke pantai?

Freedom women?

Adakalanya, aku tak ingin abadi di kisah nyata mu yang hayal membawa kepedihan. Biarlah keabadian ini aku senyapkan pada foto yang bergerak. Biar kau tau, disana kau bisa menatap ku tersenyum.